Hadits palsu, dan berita isra’iliyyat banyak "menghiasi" kitab-kitab tafsir. Ambil saja sebagai contoh, hadits tentang Harut, dan Marut. Oleh karenanya, saat membaca sebagian kitab-kitab tafsir, seorang harus pandai memilah, dan memilih hadits, jangan sampai memilih hadits palsu, atau berita Isra’iliyyat yang diadopsi dari Taurat, dan Injil, atau dari ucapan para pendeta dan mantan pendeta yang masuk ke dalam Islam, seperti hadits berikut:
"Sesungguhnya
Adam ketika ia diturunkan oleh Allah ke bumi, para malaikat berkata,
"Wahai Robb-ku, apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Allah
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Mereka berkata, "Wahai Rabb kami, kami lebih taat kepadamu dari pada bani
adam". Allah berkata kepada para malaikat, "Datangkan kepadaku dua
malaikat dari malaikat-malaikat yang ada sehingga keduanya diturunkan ke bumi
dan kita lihat bagaimana keduanya berbuat?". Para malaikat berkata,
"Wahai Rabb kami, turunkanlah Harut dan Marut". Kemudian keduanya pun
diturunkan ke bumi, dan dinampakkanlah hiasan dunia kepada mereka berdua dalam
bentuk seorang wanita yang paling cantik. Wanita itu pun datang kepada mereka
berdua dan kedua malaikat itu meminta diri wanita tersebut. Sang wanita
berkata, "Tidak !! Demi Allah, sampai kalian berdua mengucapkan kalimat
syirik ini. Keduanya berkata, "Demi Allah, kami tidak akan berbuat syirik
kepada Allah. Wanita itu pun meninggalkan mereka berdua. Kemudian wanita itu
kembali dengan membawa seorang bayi, maka kedua malaikat itu kembali meminta
diri sang wanita. Sang wanita berkata, "Tidak!! Demi Allah, sampai kalian
membunuh bayi ini. Kedua malaikat itu berkata, "Demi Allah, kami tidak
akan membunuhnya selamanya". Maka sang wanita pergi. Kemudian ia kembali
lagi membawa segelas khamer. Kedua malaikat kembali meminta diri sang wanita.
Maka sang wanita berkata, "Tidak!! Demi Allah, sampai kalian minum khamer
ini". Akhirnya, keduanya pun meminum khamer tersebut, lalu keduanya mabuk
sehingga keduanya menyetubuhi sang wanita itu, dan membunuh bayi. Tatkala
keduanya sadar, sang wanita berkata, "Demi Allah, tidak satu pun yang
kalian tinggalkan dari apa yang kalian abaikan di hadapanku, kecuali telah
kalian lakukan ketika kalian mabuk. Keduanya pun diperintahkan untuk memilih
siksa dunia atau siksa akhirat. Maka keduanya memilih siksa dunia". [HR. Ahmad dalam Al-Musnad
(2/134/no. 6178), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (6186), Ibnu Abid
Dunya dalam Al-Uqubat (222), Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhob
(787), dan lainnya]
Hadits
adalah hadits yang batil, bukan sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa
sallam-, karena dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama Zuhair bin
Muhammad At-Tamimiy Al-Marwaziy; ia tsiqoh, tapi biasa meriwayatkan
hadits yang munkar, seperti hadits Harut, dan Marut ini. Selain itu, gurunya
yang bernama Musa bin Jubair; ia adalah seorang yang mastur (tak
dikenal kedudukannya). Intinya, hadits ini batil baik sanad, maupun redaksinya,
dan hadits ini adalah berita isra’iliyyat yang terambil dari Ka’ab Al-Ahbar
sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Adh-Dho’ifah
(170).
Sumber :
Rubrik
Hadits Lemah Buletin Jum’at At-Tauhid edisi 75 Tahun II. Penerbit :
Pustaka Ibnu Abbas. Alamat : Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec.
Bonto Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah).
Pimpinan Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al
Atsary, Lc. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc.
Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary
(085255974201). (infaq Rp. 200,-/exp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar