Sabtu, 11 Mei 2013

Shalat Tarawih



(ditulis oleh: Al-Ustadz Hariyadi, Lc.)

 Shalat tarawih termasuk ibadah utama di bulan Ramadhan. Sering kita jumpai kaum muslimin memiliki perbedaan dalam praktik shalat tarawih ini, utamanya dalam jumlah rakaat. Uraian berikut insya Allah akan memperjelas mana di antara perbedaan tersebut yang lebih kuat.
“Tarawih” dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari تَرْوِيحَةٌ, yang berarti waktu sesaat untuk istirahat. (Lisanul ‘Arab, 2/462 dan Fathul Bari, 4/294)
Dan تَرْوِيحَةٌ pada bulan Ramadhan dinamakan demikian karena para jamaah beristirahat setelah melaksanakan shalat tiap-tiap empat rakaat. (Lisanul ‘Arab, 2/462)
Shalat yang dilaksanakan secara berjamaah pada malam-malam bulan Ramadhan dinamakan tarawih. (Syarh Shahih Muslim, 6/39 dan Fathul Bari, 4/294)
Karena para jamaah yang pertama kali berkumpul untuk shalat tarawih beristirahat setelah dua kali salam (yaitu setelah melaksanakan 2 rakaat ditutup dengan salam kemudian mengerjakan 2 rakaat lagi lalu ditutup dengan salam). (Lisanul ‘Arab, 2/462 dan Fathul Bari, 4/294)

Adab-Adab Berpuasa



 (ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdirrahman al-Bugisi)

 Makan Sahur
Orang yang berpuasa sangat dianjurkan untuk makan sahur. Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Amru bin al-‘Ash z bahwa Rasulullah n bersabda:
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحُورِ
“Perbedaan antara puasa kami dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim)
Dari Salman z, Rasulullah n bersabda:
الْبَرَكَةُ فِي ثَلَاثَةٌ: الْجَمَاعَةُ، وَالثَّرِيدُ، وَالسَّحُورُ
“Berkah ada pada tiga hal: berjamaah, tsarid (roti remas yang direndam dalam kuah), dan makan sahur.” (HR. ath-Thabarani, 6/251, dengan sanad yang hasan dengan penguatnya, lihat Shifat Shaum an-Nabi, hlm. 44)
Disukai untuk mengakhirkan makan sahur, berdasarkan hadits Anas dari Zaid bin Tsabit c, ia berkata,
Kami makan sahur bersama Rasulullah n kemudian beliau bangkit menuju shalat. Aku (Anas) bertanya, “Berapa jarak antara adzan1 dan sahur?” Beliau menjawab, “Kadarnya (seperti orang membaca) 50 ayat.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dari HP Turun ke Hati



Hand Phone (HP) merupakan teknologi zaman modern yang memancing perhatian dan kekaguman banyak kalangan. Betapa tidak, dengan kecanggihan HP saat ini kita bisa melakukan apa saja. Mulai dari memotret, merekam gambar video, internet, mendengar radio/ mp3, game, nonton TV, melihat peta, video call, bahkan membayar rekening listrik dan transfer uang bisa dilakukan lewat HP. Maha suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu untuk kita.
Namun celakanya, HP mulai disalahgunakan. Seharusnya HP digunakan dalam rangka taat kepada Allah, justru digunakan untuk mendurhakai-Nya. 

Noda-noda Maksiat


         Ketika kita melewati tempat penimbunan sampah, anda pasti mencium bau yang tidak sedap, lalu anda secara refleks menutup hidung dengan tangan atau sapu tangan anda. Jika anda mengatakan, "Saya tidak mencium bau yang tidak sedap itu" maka, orang yang mendengarnya bakal mengatakan bahwa hidung anda sedang tidak sehat, mungkin terkena flu berat atau lainnya.
Di waktu yang sama, anda melihat para pemulung yang asyik mengais sampah, seolah-solah tidak merasa terganggu oleh bau yang tidak sedap itu. Kenapa? Karena mereka sudah terbiasa dengan bau tersebut sehingga menjadi biasa-biasa saja.
Beginilah perumpamaan orang yang telah terbiasa dengan maksiat yang menyebabkan hati mereka terkotori oleh noda-noda kemaksiatan. Mereka tidak dapat lagi mencium bau busuk kemaksiatan, akibat tebalnya noda-noda maksiat yang menempel pada dinding hatinya, sehingga menghalangi cahaya keimanan menembus kegelapan hatinya. Oleh karena itu, tatkala berbuat maksiat mereka tidak dapat lagi menerima cahaya sebagaimana yang dirasakan oleh hati yang diterangi dengan lentera keimanan. Jika kalian membacakan dan menyampaikan petunjuk, dan nasihat ilahi kepadanya, maka ia gusar, bahkan menolaknya karena kerasnya hati yang diselimuti oleh "noda" dan "karat" maksiat.
Dosa dan maksiat (seperti, bermusik, cukur jenggot, makan riba, minum khomer, zina, gossip, dusta, pacaran, memandang dan menyentuh lawan jenis bukan mahram, mencuri, sogok, dan lainnya), semua ini telah menutupi hatinya sebagaimana firman Allah,
"Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka". (QS. Al-Muthoffifin:14 ). 

Potret Ummat di Akhir Zaman



Banyak diantara agama, dan sunnah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- yang dilalaikan orang pada hari ini sehingga terkadang menjadi sesuatu yang mahjur (ditinggalkan).
Inilah yang pernah diisyaratkan oleh Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika beliau bersabda dalam sebuah hadits,
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ
"Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orang asing". [HR. Muslim dalam Kitab Al-Iman (232)] 

Fatwa Ulama Besar Seputar Maulid



     Para pembaca yang budiman, ketahuilah bahwa wajib atas setiap muslim dan muslimah untuk cinta kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-. Bahkan tidak akan sempurna keimanan seseorang hingga ia mencintai Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, melebihi kecintaannya kepada orang tuanya, anak-anaknya, bahkan seluruh manusia. Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَ النَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintai daripada orang tuanya, anak-anaknya, dan seluruh manusia.” [HR. Bukhariy (15), dan Muslim (44)] 

Minggu, 05 Mei 2013

Judi Gelap



Mungkin anda biasa dikagetkan dengan adanya kiriman SMS berupa ajakan bermain “togel”. Banyak orang yang tak mengetahui hakikat togel dan mengira bahwa itu hanya sekedar permainan lomba atau sayembara yang boleh-boleh saja. Tapi nyatanya ia adalah judi underground alias judi gelap yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Walaupun belakangan ini, sebagian bandar judi mulai berani menampakkan taringnya.

Senin, 01 April 2013

Apakah Harus Melafazhkan Niat dalam Ibadah ….???



Ada sebuah fenomena yang jarang mendapatkan sorotan oleh kebanyakan orang, karena ada beberapa sebab yang melatarbelakanginya, di antaranya adalah faktor taqlid, jahil terhadap agama, banyaknya orang yang melakukannya sehingga sudah menjadi sebuah adat yang mendarah-daging, sulit dihilangkan, kecuali jika Allah menghendakinya. Sehingga terkadang menjadi sebab perselisihan, perseteruan dan permusuhan di kalangan kaum muslimin sendiri. Di antara fenomena tersebut, tersebarnya kebiasaan “melafazhkan niat”ketika hendak melaksanakan ibadah, utamanya shalat. 

Selasa, 26 Maret 2013

Ternyata Bukan Pembatal Wudhu



Wudhu’ merupakan ibadah yang rutin dikerjakan oleh kaum muslimin saat hendak melakukan sholat, thowaf , tidur atau membaca Al-Qur’an, dan lainnya. Walaupun ibadah wudhu’ ini sering kita kerjakan, namun masih banyak diantara kita yang keliru dan salah sangka tentang hal-hal yang berkaitan dengannya.
Diantara perkara yang disalah pahami oleh mereka, yaitu pembatal-pembatal wudhu’. Terkadang mereka menyangka suatu perkara membatalkan wudhu’, tapi ternyata tidaklah membatalkan wudhu, seperti perkara-perkara berikut:

Kamis, 14 Maret 2013

Kisah Harut dan Marut


Hadits palsu, dan berita isra’iliyyat banyak "menghiasi" kitab-kitab tafsir. Ambil saja sebagai contoh, hadits tentang Harut, dan Marut. Oleh karenanya, saat membaca sebagian kitab-kitab tafsir, seorang harus pandai memilah, dan memilih hadits, jangan sampai memilih hadits palsu, atau berita Isra’iliyyat yang diadopsi dari Taurat, dan Injil, atau dari ucapan para pendeta dan mantan pendeta yang masuk ke dalam Islam, seperti hadits berikut:
"Sesungguhnya Adam ketika ia diturunkan oleh Allah ke bumi, para malaikat berkata, "Wahai Robb-ku, apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Mereka berkata, "Wahai Rabb kami, kami lebih taat kepadamu dari pada bani adam". Allah berkata kepada para malaikat, "Datangkan kepadaku dua malaikat dari malaikat-malaikat yang ada sehingga keduanya diturunkan ke bumi dan kita lihat bagaimana keduanya berbuat?". Para malaikat berkata, "Wahai Rabb kami, turunkanlah Harut dan Marut". Kemudian keduanya pun diturunkan ke bumi, dan dinampakkanlah hiasan dunia kepada mereka berdua dalam bentuk seorang wanita yang paling cantik. Wanita itu pun datang kepada mereka berdua dan kedua malaikat itu meminta diri wanita tersebut. Sang wanita berkata, "Tidak !! Demi Allah, sampai kalian berdua mengucapkan kalimat syirik ini. Keduanya berkata, "Demi Allah, kami tidak akan berbuat syirik kepada Allah. Wanita itu pun meninggalkan mereka berdua. Kemudian wanita itu kembali dengan membawa seorang bayi, maka kedua malaikat itu kembali meminta diri sang wanita. Sang wanita berkata, "Tidak!! Demi Allah, sampai kalian membunuh bayi ini. Kedua malaikat itu berkata, "Demi Allah, kami tidak akan membunuhnya selamanya". Maka sang wanita pergi. Kemudian ia kembali lagi membawa segelas khamer. Kedua malaikat kembali meminta diri sang wanita. Maka sang wanita berkata, "Tidak!! Demi Allah, sampai kalian minum khamer ini". Akhirnya, keduanya pun meminum khamer tersebut, lalu keduanya mabuk sehingga keduanya menyetubuhi sang wanita itu, dan membunuh bayi. Tatkala keduanya sadar, sang wanita berkata, "Demi Allah, tidak satu pun yang kalian tinggalkan dari apa yang kalian abaikan di hadapanku, kecuali telah kalian lakukan ketika kalian mabuk. Keduanya pun diperintahkan untuk memilih siksa dunia atau siksa akhirat. Maka keduanya memilih siksa dunia". [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/134/no. 6178), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (6186), Ibnu Abid Dunya dalam Al-Uqubat (222), Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhob (787), dan lainnya]